Judul : Ekspor Kepiting Terkendala Transportasi
link : Ekspor Kepiting Terkendala Transportasi
Ekspor Kepiting Terkendala Transportasi
AMBON - BERITA MALUKU. Ekspor kepiting langsung dari Ambon, Maluku, melalui perusahan eksportir UD. Putri Desi akhir-akhir ini mengalami penurunan, dikarenakan terkendala transportasi dari Dobo, sebagai dari penghasil, yang mencapai 2-4 ton.
"Untuk kepiting kita mau monitor di UD. Putri Desi, karena akhir-akhir ini menurun. Kita mau mengecek masalahnya kenapa. Karena masalah utama kepiting itu transportasi dari Dobo," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano, kepada
"Untuk kepiting kita mau monitor di UD. Putri Desi, karena akhir-akhir ini menurun. Kita mau mengecek masalahnya kenapa. Karena masalah utama kepiting itu transportasi dari Dobo," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano, kepada
awak media di ruang kerjanya, Rabu (15/1/2020).
Selain Dobo sebagai daerah penghasil, jelasnnya, ada juga dari Maluku Tengah dan Seram Barat yang sekali ekspor hanya 200-300 kilogram.
"Kemarin saya minta Kabid Perdagangan Luar Negeri untuk cek masalahnya apa. Saya takut kesulitan transportasi, mereka bawa ke Timika ekspor dari sana. Dulu kan mereka ekspor dari sana, tapi saya yakinkan mereka bahwa ekspor dari Ambon, mereka ekspor dari Ambon. Cuman ya itu kendala-kendala transportasi ini banyak hal yang harus kita benahi untuk bisa memperlancar transportasi dari kabupaten/kota ke Kota Ambon untuk ekspor," tuturnya.
Menyinggung mana yang lebih efisien antara transportasi laut atau udara untuk mengangkut kepiting ini, Pattiselano mengatakan dua-duanya memiliki plus minus.
"Kalau menggunakan kapal itu lebih murah, tetapi resiko kepiting stres dan bahkan mati itu banyak karena perjalanan kapal itu 2 malam dari Dobo sampai Ambon. Kalau menggunakan peswat memang mahal apalagi kargo pesawat komersil itu cukup tinggi, tetapi lebih cepat karena hanya 2 jam sudah tiba di Ambon langsung bisa proses (untuk ekspor)," terangnya.
Olehnya itu, pihaknya sudah bangun komunikasi dan berharap dibantu dengan pesawat-pesawat kecil milik TNI misalnya.
Selain Dobo sebagai daerah penghasil, jelasnnya, ada juga dari Maluku Tengah dan Seram Barat yang sekali ekspor hanya 200-300 kilogram.
"Kemarin saya minta Kabid Perdagangan Luar Negeri untuk cek masalahnya apa. Saya takut kesulitan transportasi, mereka bawa ke Timika ekspor dari sana. Dulu kan mereka ekspor dari sana, tapi saya yakinkan mereka bahwa ekspor dari Ambon, mereka ekspor dari Ambon. Cuman ya itu kendala-kendala transportasi ini banyak hal yang harus kita benahi untuk bisa memperlancar transportasi dari kabupaten/kota ke Kota Ambon untuk ekspor," tuturnya.
Menyinggung mana yang lebih efisien antara transportasi laut atau udara untuk mengangkut kepiting ini, Pattiselano mengatakan dua-duanya memiliki plus minus.
"Kalau menggunakan kapal itu lebih murah, tetapi resiko kepiting stres dan bahkan mati itu banyak karena perjalanan kapal itu 2 malam dari Dobo sampai Ambon. Kalau menggunakan peswat memang mahal apalagi kargo pesawat komersil itu cukup tinggi, tetapi lebih cepat karena hanya 2 jam sudah tiba di Ambon langsung bisa proses (untuk ekspor)," terangnya.
Olehnya itu, pihaknya sudah bangun komunikasi dan berharap dibantu dengan pesawat-pesawat kecil milik TNI misalnya.
Demikianlah Artikel Ekspor Kepiting Terkendala Transportasi
Sekianlah artikel Ekspor Kepiting Terkendala Transportasi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Ekspor Kepiting Terkendala Transportasi dengan alamat link https://siindonews.blogspot.com/2020/01/ekspor-kepiting-terkendala-transportasi.html