Judul : Rektor Universitas NU Yogyakarta Beri Kuliah Umum Demokrasi Masa Depan Di Unsrat Manado
link : Rektor Universitas NU Yogyakarta Beri Kuliah Umum Demokrasi Masa Depan Di Unsrat Manado
Rektor Universitas NU Yogyakarta Beri Kuliah Umum Demokrasi Masa Depan Di Unsrat Manado
![]() |
Foto : Prof. Drs. Purwo Santoso, MH, Ph,D, |
MANADO, Elnusanews - Guna menambah wawasan dari mahasiswa untuk memberikan penguatan keilmuan yang berhubungan dengan politik dan pemerintahan, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, menggelar kuliah umum yang menghadirkan pembicara Prof. Drs. Purwo Santoso, MH, Ph,D, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Kamis (14/02) siang.
Prof. Purwo Santoso kepada wartawan, saat diwawancarai mengungkapkan secara jelas mengenai gejala gejala politik yang sedang populer di Indonesia yang disebutnya adalah Populisme.
"Populisme sendiri merupakan proses elektoral yang masih dimana-mana pada proses yang merebut dukungan publik atas nama demokrasi atas nama perwakilan, kemudian mengerucut sebagai upaya untuk mendapatkan popularitas dan foot gather," jelas sang rektor.
Lanjut, maka dari itu menurutnya sampai sekarang nalar itu masih tetap ada dan disisi lain dari praktek itu adalah warganegara sebetulnya masih belum
didaulat, karena warga yang dikatakan pemilih hak menjadi penentu siapa yang menjadi pemimpin yang ujung-ujungnya menjadi rebutan tapi bukan jadi penentu.
"Jadi, perjalanan demokrasi masih jauh. Jauhnya itu karena rakyat dalam banyak hal belum mempunyuai kendali terhadap siapa yang menjadi pemimpin, menjadi kendali terhadap agenda-agenda yang ada," paparnya.
Lebih jauh mantan Dekan fakultas Fisipol UGM ini juga mengatakan, di sejumlah tempat muncul adalah dimana para tokoh politik bisa mengambil hati dengan program-programnya. contohnya pak Jokowi dengan kartu KIP, KISnya.
"Tetapi toh juga ada banyak kendala dimana masyarakat atau rakyat itu menjadi pengendali pemerintahan atau pengendali nasib publik. Nah, untuk itu kami di UGM bekerjasama dengan jejaring sipil socity termasuk teman-teman di Manado dan Unverstiry Oslo. menyimpulkan bahwa gagas popular control atau kontrol orang banyak terhadap pemerintahan itu masih jauh dari tuntas sehingga kalau merasa kita selesai berdemokrasi justru disitulah bahayanya," jelasnya lagi.
Sementara itu, dikatakan salah satu panitia pelaksana yang juga merupakan salah satu dosen pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi Manado. Prof, Welly Waworundeng mengatakan, diangkatnya tema "Populisme, Social Justice, Masa Depan Demokrasi" agar mahasiswa dapat mengetahui lebih detail perkembangan dunia politik, baik yang ada di luar maupun di daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sendiri.
"Diangkatnya tema ini dalam kuliah umum yakni, memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang cara berpolitik, sehingga para mahasiswa bisa mengimplementasikan hasil hasil dari kajian yang didapat dari pelaksanaan kuliah umum untuk diaplikasikan di masyarakat. Apalagi di Sulut sendiri sementara menghadapi tahun politik yang tahapannya tengah berjalan," tutupnya. (RaKa)
"Jadi, perjalanan demokrasi masih jauh. Jauhnya itu karena rakyat dalam banyak hal belum mempunyuai kendali terhadap siapa yang menjadi pemimpin, menjadi kendali terhadap agenda-agenda yang ada," paparnya.
Lebih jauh mantan Dekan fakultas Fisipol UGM ini juga mengatakan, di sejumlah tempat muncul adalah dimana para tokoh politik bisa mengambil hati dengan program-programnya. contohnya pak Jokowi dengan kartu KIP, KISnya.
"Tetapi toh juga ada banyak kendala dimana masyarakat atau rakyat itu menjadi pengendali pemerintahan atau pengendali nasib publik. Nah, untuk itu kami di UGM bekerjasama dengan jejaring sipil socity termasuk teman-teman di Manado dan Unverstiry Oslo. menyimpulkan bahwa gagas popular control atau kontrol orang banyak terhadap pemerintahan itu masih jauh dari tuntas sehingga kalau merasa kita selesai berdemokrasi justru disitulah bahayanya," jelasnya lagi.
Sementara itu, dikatakan salah satu panitia pelaksana yang juga merupakan salah satu dosen pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi Manado. Prof, Welly Waworundeng mengatakan, diangkatnya tema "Populisme, Social Justice, Masa Depan Demokrasi" agar mahasiswa dapat mengetahui lebih detail perkembangan dunia politik, baik yang ada di luar maupun di daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sendiri.
"Diangkatnya tema ini dalam kuliah umum yakni, memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang cara berpolitik, sehingga para mahasiswa bisa mengimplementasikan hasil hasil dari kajian yang didapat dari pelaksanaan kuliah umum untuk diaplikasikan di masyarakat. Apalagi di Sulut sendiri sementara menghadapi tahun politik yang tahapannya tengah berjalan," tutupnya. (RaKa)
Demikianlah Artikel Rektor Universitas NU Yogyakarta Beri Kuliah Umum Demokrasi Masa Depan Di Unsrat Manado
Sekianlah artikel Rektor Universitas NU Yogyakarta Beri Kuliah Umum Demokrasi Masa Depan Di Unsrat Manado kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Rektor Universitas NU Yogyakarta Beri Kuliah Umum Demokrasi Masa Depan Di Unsrat Manado dengan alamat link https://siindonews.blogspot.com/2018/02/rektor-universitas-nu-yogyakarta-beri.html