Judul : Jika Tak Dikabulkan, Petani Captikus Minsel "Ancam" Lakukan Demo Besar- Besaran
link : Jika Tak Dikabulkan, Petani Captikus Minsel "Ancam" Lakukan Demo Besar- Besaran
Jika Tak Dikabulkan, Petani Captikus Minsel "Ancam" Lakukan Demo Besar- Besaran
MINSEL, Elnusanews- Para Petani Captikus asal Minahasa Selatan, mendatangi kantor DPRD yang terletak Desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat. Kedatangan mereka ini untuk menyuarakan hak mereka sebagai Petani Captikus yang saat ini sudah tak bisa dipasarkan lagi.
Salah satu petani Captikus asal Kecamatan Kumelembuai Harto Paat kepada sejumlah Wartawan mengatakan, menyampaikan bahwa kedatangan para petani Cap Tikus ini sebagai bentuk kepedulian karena tidak ada lagi pabrik yang mau membeli hasil olahan para petani ini.
"Dimana lagi torang mopasarkan itu Cap Tikus, sedangkan pabrik yang biasa membeli hasil dari petani sudah ditutup" ucap Paat.
Lanjut dia, sebagai masyarakat kecil kami hanya mengandalkan/bergantung pada roda perekonomian hasil dari Cap Tikus. Dan untuk bisa bertahan hidup serta anak-anak kami bisa sekolah dan mengenyam bangku pendidikan cuma hasil dari Cap Tikus.
Kami merasa dirugikan dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat (Kemenkeu/ Bea dan Cukai) yang seolah-olah menghambat usaha kami sebagai petani Cap Tikus yang ada di Sulut khususnya Kabupaten Minahasa Selatan.
Seharusnya Kemenkeu tidak menyamakan harga Bea Cukai minuman mahal bermerk lainnya (Vodka dll) dengan Cap Tikus. Sebab harga jual antara Cap Tikus
Salah satu petani Captikus asal Kecamatan Kumelembuai Harto Paat kepada sejumlah Wartawan mengatakan, menyampaikan bahwa kedatangan para petani Cap Tikus ini sebagai bentuk kepedulian karena tidak ada lagi pabrik yang mau membeli hasil olahan para petani ini.
"Dimana lagi torang mopasarkan itu Cap Tikus, sedangkan pabrik yang biasa membeli hasil dari petani sudah ditutup" ucap Paat.
Lanjut dia, sebagai masyarakat kecil kami hanya mengandalkan/bergantung pada roda perekonomian hasil dari Cap Tikus. Dan untuk bisa bertahan hidup serta anak-anak kami bisa sekolah dan mengenyam bangku pendidikan cuma hasil dari Cap Tikus.
Kami merasa dirugikan dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat (Kemenkeu/ Bea dan Cukai) yang seolah-olah menghambat usaha kami sebagai petani Cap Tikus yang ada di Sulut khususnya Kabupaten Minahasa Selatan.
Seharusnya Kemenkeu tidak menyamakan harga Bea Cukai minuman mahal bermerk lainnya (Vodka dll) dengan Cap Tikus. Sebab harga jual antara Cap Tikus
dengan minuman pabrik sangat berbeda dengan perbandingan 1/100.
Dengan disamakannya harga Bea Cukai ini, maka dapat memicu perekonomian yang ada sehingga masyarakat khususnya Minahasa Selatan akan bertambah susah, tambah Paat.
Selaku petani Cap Tikus Minahasa Selatan, meminta Pemerintah Pusat (Kemenkeu) dapat mengkaji kembali penetapan Bea Cukai untuk jenis minuman Cap Tikus karena tidak berpihak pada rakyat kecil. Dan kalau sampai tidak membuahkan hasil, maka kami petani Cap Tikus yang ada di Minahasa Selatan akan menggelar Demo besar-besaran.
Oleh karena itu lewat pertemuan ini, kiranya Pimpinan dan Anggota DPRD yang ada di Komisi I, II dan III dapat mengupayakan persoalan yang kami alami, Ucapnya.
Ketua Komisi I Anggota DPRD Minsel Ronald Pinasang mewakili rekan-rekan yang duduk di Komisi II dan III antara lain Benny Marentek, Joppy Mongkaren, Ronald Pinasang, Welly Liwe, Djen Lamia dan Salman Katili mengatakan,
Aspirasi yang diterima akan disampaikan ke DPRD Provinsi Sulut dan nantinya bersama-sama memperjuangkan ke Kemenkeu.
"Memang permasalahan ini terkait kebijakan dari Kementerian Keuangan dalam penerapan Bea Cukai yang baru, sehingga sangat berpengaruh pada petani Cap Tikus" ungkapnya.
Sementara itu Anggota Komisi II Welly Liwe menambahkan, Kalau Kemenkeu tidak menggubris pengeluhan masyarakat ini maka Anggota DPRD Minahasa Selatan siap mengawal petani Cap Tikus sampai ke Pusat, ungkap politisi Partai Gerindra yang diaminkan oleh rekan-rekan seprofesinya.
Dari pantauan di Kantor DPRD (4/12/2017), ada puluhan petani Cap Tikus dari berbagai Kecamatan yang datang menyuarakan aspirasi mereka.
(Rela)
Dengan disamakannya harga Bea Cukai ini, maka dapat memicu perekonomian yang ada sehingga masyarakat khususnya Minahasa Selatan akan bertambah susah, tambah Paat.
Selaku petani Cap Tikus Minahasa Selatan, meminta Pemerintah Pusat (Kemenkeu) dapat mengkaji kembali penetapan Bea Cukai untuk jenis minuman Cap Tikus karena tidak berpihak pada rakyat kecil. Dan kalau sampai tidak membuahkan hasil, maka kami petani Cap Tikus yang ada di Minahasa Selatan akan menggelar Demo besar-besaran.
Oleh karena itu lewat pertemuan ini, kiranya Pimpinan dan Anggota DPRD yang ada di Komisi I, II dan III dapat mengupayakan persoalan yang kami alami, Ucapnya.
Ketua Komisi I Anggota DPRD Minsel Ronald Pinasang mewakili rekan-rekan yang duduk di Komisi II dan III antara lain Benny Marentek, Joppy Mongkaren, Ronald Pinasang, Welly Liwe, Djen Lamia dan Salman Katili mengatakan,
Aspirasi yang diterima akan disampaikan ke DPRD Provinsi Sulut dan nantinya bersama-sama memperjuangkan ke Kemenkeu.
"Memang permasalahan ini terkait kebijakan dari Kementerian Keuangan dalam penerapan Bea Cukai yang baru, sehingga sangat berpengaruh pada petani Cap Tikus" ungkapnya.
Sementara itu Anggota Komisi II Welly Liwe menambahkan, Kalau Kemenkeu tidak menggubris pengeluhan masyarakat ini maka Anggota DPRD Minahasa Selatan siap mengawal petani Cap Tikus sampai ke Pusat, ungkap politisi Partai Gerindra yang diaminkan oleh rekan-rekan seprofesinya.
Dari pantauan di Kantor DPRD (4/12/2017), ada puluhan petani Cap Tikus dari berbagai Kecamatan yang datang menyuarakan aspirasi mereka.
(Rela)
Demikianlah Artikel Jika Tak Dikabulkan, Petani Captikus Minsel "Ancam" Lakukan Demo Besar- Besaran
Sekianlah artikel Jika Tak Dikabulkan, Petani Captikus Minsel "Ancam" Lakukan Demo Besar- Besaran kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Jika Tak Dikabulkan, Petani Captikus Minsel "Ancam" Lakukan Demo Besar- Besaran dengan alamat link https://siindonews.blogspot.com/2017/12/jika-tak-dikabulkan-petani-captikus.html