Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik

Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik - Hallo sahabat Sindonews, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Berita, Artikel Berita dini hari, Artikel Berita hangat, Artikel Berita harga, Artikel Berita hari ini, Artikel Berita islam, Artikel Berita jalanan, Artikel Berita kemarin, Artikel Berita malam ini, Artikel Berita politik, Artikel Berita terbaru, Artikel Berita war, Artikel ini Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik
link : Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik

Baca juga


Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik

Cagub Jatim Khofifah
Surabaya, Info Breaking News - Pengamat Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Suko Widodo menilai Kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 masih membawa preseden buruk dalam perpolitikan. Ini lantaran banyak dari kalangan kepala daerah berlomba-lomba ikut dalam kontes Pilgub demi sebuah misi, dan meninggalkan tugas yang sebelumnya dijanjikan kepada masyarakat daerah.

“Fenomena pembajakan kepala daerah ini ramai sekali di Pilgub Jatim. Mereka berbondong-bondong demi sebuah misi, dan meninggalkan misi yang sebelumnya digembar-gemborkan saat mencalonkan kepala daerah," kata Suko, dikonfirmasi, Senin, 13 November 2017.


Suko mencontohkan, nama Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas yang kini menjadi pendamping Calon Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Kemudian Bupati Ponorogo Ipong Muchlisonni, Bupati Trenggalek Emil Elistianto Dardak, yang digadang-gadang menjadi kandidat kuat bacawagub Khofifah. 

Fenomena ini, lanjut Suko, membuktikan bahwa partai politik gagal dalam mencetak kader pemimpin. Sebab, kata Suko, mereka yang diusung bukan calon dari kader partai. “Nah, saya rasa ini kurang memiliki nilai etika dalam berpolitik. Ada yang mendukung karena dibutuhkan untuk mengemban amanah yang lebih besar, ada juga yang merasa kecewa, lantaran programnya belum tuntas," katanya. 

Sementara berkaitan dengan kader pemimpin berkualitas, kata Suko, banyak parpol yang belum bisa menciptakan kader pemimpin berkualitas yang diinginkan rakyat. Sehingga terpaksa mengambil jalan pintas (mencari sosok) pemimpin diluar parpol itu sendiri. 

"Saya rasa ini juga kurang bagus untuk masa depan perpolitikan di Indonesia. Jika mesin-mesin perpolitikan tak mampu menciptakan kader pemimpin, maka berdampak pada krisis kepemimpinan," ujarnya. *** Dani Setiawan.


Demikianlah Artikel Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik

Sekianlah artikel Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kontestasi Pilgub Jatim Dinilai Pembelajaran Buruk Politik dengan alamat link https://siindonews.blogspot.com/2017/11/kontestasi-pilgub-jatim-dinilai.html