Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan

Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan - Hallo sahabat Sindonews, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Berita, Artikel Berita dini hari, Artikel Berita hangat, Artikel Berita harga, Artikel Berita hari ini, Artikel Berita islam, Artikel Berita jalanan, Artikel Berita kemarin, Artikel Berita malam ini, Artikel Berita politik, Artikel Berita terbaru, Artikel Berita war, Artikel ini Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan
link : Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan

Baca juga


Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan

Oleh: Nursamsi Oat, S.Pd

PERINGATI Hari Tani Nasional (HTN) 24 September hari ini, mengingatkan kita pada sejarah 24 September 1960 silam, tanggal bersejarah yang ditetapkan sebagai hari lahirnya Undang - Undang Pokok Agraria (UUPA). Didalam UUPA tersebut mengamanatkan terwujudnya keadilan sosial dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia melalui pelaksanaan reforma agraria dan pada Tanggal itulah merupakan momentum emas kebangkitan kaum tani diseluruh Indonesia.

Momentum emas yang dirasakan para petani hingga hari ini masih bersifat sebuah cita-cita. Layaknya sebuah ekspektasi dan kenyataan, pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla kembali menjanjikan pelaksanaan reformasi agraria melalui NawaCita poin ke 5 yakni mendorong land reform demi kemakmuran rakyat. Lantas bagaimana dengan ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah yang semakin tajam dan mengakibatkan kemiskinan di pedesaan semakin luas.

Di usia 57
HTN, angka kemiskinan terus meningkat dan terpusat pada wilayah pedesaan sementara mayoritas masyarakat pedesaan menggantungkan hidupnya melalui bercocok tanam. Karena itulah, antara bercocok tanam dan desa laksana dua sisi mata uang yang tidak terpisah.

Pedesaan sebagai basis pertanian harusnya menjadi sorotan tersendiri dalam kaitannya dengan misi menyajehterakan petani dan menjaga stabilitas ketahanan pangan, sebab majunya ekonomi suatu daerah terlepas dari berbagai parameter, pertanian adalah tulang punggung perekonomian.

Semakin maju suatu daerah maka semakin tinggi kebutuhan pangannya dan petani begitu luar biasa dalam memberikan kontribusi terhadap masyarakat dan daerah, walaupun ketidakadilan begitu tampak antara manfaat yang mereka berikan dengan hasil yang mereka tuai.

Bagi mereka, entah siapapun pemimpin daerah kedepan nanti , semua masyarakat termasuk petani memiliki harapan & impian yang sama yakni program yang dirancang bisa menjadi pilot project dalam mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan mereduksi berbagai problem sosial kemasyarakatan yang pada umumnya bersumber dari persoalan ekonomi.

Masyarakat petani sangat membutuhkan dukungan dan kebijakan Pemerintah untuk menjaga kesinambungan dalam mengembangkan usaha mereka agar apa yang mereka berikan sebanding dengan apa yang mereka dapatkan, sehingga profil kemiskinan yang melekat pada petani bisa dihilangkan.


Demikianlah Artikel Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan

Sekianlah artikel Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Refleksi 57 Tahun HTN, Profil Petani Masih Lekat Dengan Kemiskinan dengan alamat link https://siindonews.blogspot.com/2017/09/refleksi-57-tahun-htn-profil-petani.html

Related Posts :