- Hallo sahabat Sindonews, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Berita, Artikel Berita dini hari, Artikel Berita hangat, Artikel Berita harga, Artikel Berita hari ini, Artikel Berita islam, Artikel Berita jalanan, Artikel Berita kemarin, Artikel Berita malam ini, Artikel Berita politik, Artikel Berita terbaru, Artikel Berita war, Artikel ini Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul :
link :

Baca juga


PURWAKARTA. Para perajin gerabah di sentra keramik Anjun Plered Kabupaten Purwakarta, keluhkan penurunan produksi. Pemicunya, curah hujan yang masih cukup tinggi diwilayah ini, hingga mengakibatkan sulit menjemur gerabah dibawah terik matahari.
"Karena jasa pembuatan gerabah (keramik) ini lebih mengandalkan sumber energi matahari untuk proses finishing, sehingga saat waktu hujan susah untuk melakukan pengeringan," jelas Yudi, satu perajin gerabah, Jumat (10/2).

Lanjut Yadi, menyiasatinya, perajin mengeringkannya dengan mengandalkan tiupan angin disimpan diruang terbuka.
"Proses ini sangat memakan waktu lama (sebulan). Kalau dijemur dibawah
terik matahari bisa dua pekan," ujarnya

Usai dijemur, sambung yadi, gerabah gerabah tersebut kemudian dimatangkan dengan dimasukan kedalam tungku pembakaran, kemudian dipasarkan kesejumlah daerah di Indonesia. 

Pada cuaca normal ia dapat memproduksi ratusan gerabah beragam jenis seperti pot bunga, celengan, guci dan lainnya dibanderol bervariasi dari harga 20 ribu rupiah, 300 ribu rupiah bahkan hingga jutaan rupiah. 
"Ini kendala dihadapi perajin keramik. Musim penghujan menurunkan produksi hingga 10 persen, otomatis berdampak terhadap omzet berkurang," pungkasnya. (der)
2 Lampiran


Demikianlah Artikel

Sekianlah artikel kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel dengan alamat link https://siindonews.blogspot.com/2017/02/purwakarta_12.html

Related Posts :